moto

BLOG'S "SAK ENENGE" IKI, ORA KANGGO NDADEKNE SENGSORO LIYAN....
OPO MANEH GAWE NGRUSAK LIYAN.....
NEK ONO GUNANE AYO DI JUPUK...
MENOWO ORA ONO GUNANE...
YO WIS...
OJO DILEBOKNE ATI....

UNGELAN PAMBUKO

SUGENG RAWUH SEDEREK SEDOYO....
MUGIO PINARINGAN RAHAYU
WILUJENG NIRSAMBIKOLO

Senin, 22 April 2024

Pelajaran- Lakon Wahyu Makuthoromo.

Lakon Wahyu Makuthoromo.

 Dalam lakon itu dijabarkan mengenai hasta brata. Hasta sama dengan delapan, brata adalah tindakan. Dalam lakon Wahyu Makuthoro, maka Arjuno mendapat pelajaran dari Sang Gurunya yaitu Begawan Kesowosidi agar mencontoh sifat-sifat dari : Bumi, Bintang, Matahari, Angin, Air, Mendung, Samudra,  Api.

Bumi dalam guyonan artinya diencepi tebu mesthi semi. Nama lain dari bumi adalah bantolo, diliwati ban iso roto ora nelo, ada yang menamakan dengan siti, yaitu isine wong mati.

 

Namun begitu, bumi memberikan segalanya bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia mendapatkan manfaat dari bumi ketika bumi itu diolah, dipulosoro bahkan sekalipun dibuangi kotoran. Dengan diperlakukan seperti itu, bumi menjadi subur. Semakin manusia ~miloro~  (baca: mengolah) bumi maka bumi semakin memberikan manfaatnya. Dicangkul, di luku, di garu, diganconi, digarbu, disekop, diguwaki klethong, bumi semakin senang dan memberikan manfaat bagi manusia.

Seseorang yang menjalankan laku watak bumi, ia tidak menunjukkan siapa dia sebenarnya. Bahkan dia melepaskan semua  identitas sosialnya. Maka ketika ia dihina,  maka ia semakin senang, hatinya semakin manteb menuju jalan Ilahiah karena orang seperti itu hanya ingin dilihat Tuhannya.

Seseorang yang menjalankkan laku watak bumi, menjauh dari gemerlapnya dunia karena orang yang menjalankan laku watak bumi memandang bahwa dunia ini hanya kesenangan yang memperdayakan. Juga jika melakukan kebaikan yang menurutnya baik, orang yang menjalankan laku watak bumi khawatir jika kebaikan tersebut bukan kebaikan yang dikendaki Alloh.

Maka orang yang melakukan laku watak bumi, ketika melakukan hal-hal yang baik ia menjauhkan diri dari pandangan manusia. Sebaliknya ia melakukan hal-hal yang nyleneh yang terkadang “extrem” atau tidak biasanya dilakukan orang, agar orang melihat membenci dan mencemooh. Dari situlah orang yang menjalankan laku watak bumi justru merasa senang, sebab identitasnya tidak terlihat. Semakin tertutup identitas sosialnya, semakin merasa dekat dengan Tuhannya.

Bumi Mengajarkan Kesabaran.

Bahwa bumi mengajarkan kesabaran kepada manusia, diapakan dan digarap serta dipulosoro seperti apapun, bumi tidak menunjukkan kemarahannya.

Dalam pewayangan ada salah satu tokoh, dia adalah pembarep Pandowo yaitu Yudhistiro atau Puntodewo. Puntodewo berdarah putih (kata dalang), memiliki kesabaran yang luar biasa, ketika para Kurowo mencemooh, menghina dan mengejek, Puntodewo tidak pernah marah bahkan mengajak perangpun tidak.

Salah satu Nabi, adalah Nabi Ayub, yang mempunyai tingkat tinggi dalam kesabaran. Ketika setan membakar habis harta benda dan anak-anaknya, walau saat itu Alloh akan menggantinya, tetapi jawaban Nabi Ayub “biarkanlah karena anak-anakku telah bahagia di surga”. Ketika orang-orang sekitar mengucilkannya, Nabi Ayub tidak pernah gresah, hanya pasrah dan malah semakin memuji Tuhannya.

Bahkan suatu ketika ada ulat yang jatuh dari badan Nabi Ayub dan ketika ulat tidak ada lagi yang dimakannya dari tubuh Nabi Ayub, maka Nabi Ayub mengambil ulat itu lagi dan ditempelkan ke badan Nabi Ayub seraya berkata : Makanlah dagingku  jika rejekimu masih ada di badanku, tapi jangan kamu makan hatiku, karena hatiku untuk berdzikir mengingat Tuhanku.

Wallohua’laam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar