Wayang Kulit :
Lakon : Dandang diunekne kuntul, kuntul diunekne
dandang.
Dalang : Ki Waton Muni.
Gagrak : Bukan Solo, Bukan Yogya, Bukan Banyumasan,
tapi Gagrak Sak Senenge Dewe
Baru saja Kahyangan
Yongringsaloko horeg, wilayah Kadewatan tersebut telah terjadi goro-goro.
Ibarat awan hitam disertai bunyi gludug yang memekakkan telinga menyelimuti
kawasan tersebut. Oleh pimpinan Kadewatan, maka seluruh dewa dipanggil untuk
melaksanakan rapat darurat.
Rapat dibuka oleh Penguasa
Kahyangan dalam hal ini Bethoro Guru.
Bethoro Guru :
Hong wilaheng
awignam astu nama sidhem sekaring bawono
langgeng....Kakang...kakang Narodo,
nembe mawon Kahyangan horeg, meniko wonten perkawis menopo...Kakang. Menopo
wonten kayu-watu ingkang unjuk rasa wonten Kahyangan meniko. Menawi wonten
ingkang unjuk rasa, mugi kakang Narodo enggal nyepeng kalebetno kawah
Condrodimuko.
Bethoro Narodo :
Bergenjong-bergenjong pak-pak-pong waru doyong, sego
pecel buntel dong jati, awak kesel ora ono sing mijeti. Adi Guru...!! Wontene
goro-goro meniko mboten mergo kayu-watu ingkang mbalelo, nanging goro-goro
meniko kedadosan saking polah tingkahipun garwo panjenengan piyambak Bethari
Permuni.
*Betapa kagetnya Bethoro Guru mendengar keterangan dari
penasehatnya itu. Ibarat kesambar petir disiang bolong. Seketika pucat pasi
wajah Bethoro Guru karena Bethoro Narodo berterus terang dihadapan Bathoro Guru
apalagi disaksikan dan didengar peserta rapat darurat yang notabene para dewa*.
Bathoro Guru :
Kakang Narodo.....Apa permasalah yang menimpa Durgo
itu... kakang.
Bathoro Narodo :
Begini Adi Guru.....Ketika Permuni pulang dari bepergian
dan sampai di rumahnya Setrogondomayit, anaknya si Dewosrani bertanya, kenapa
wajah mama bengep, mrempul-mrempul dan sedikit robek. Dijawab oleh Permuni kalo
wajahnya yang bengep dan mrempul-mrempul itu dikeroyok dan dipukuli sekelompok
orang ketika berada di Bandara Atas Angin.
Bethoro Guru :
Kalo memang benar demikian, kenapa aparat keamanan tidak
menangkap dan menghukum sekelompok orang yang memukuli Durgo itu...Kakang. Tapi
kenapa berimbas sampai ke Kahyangan Suroloyo ini yang membuat Kahyangan seakan-akan
mau runtuh.
Bethoro Narodo :
Sebentar Adi Guru. Setelah Dewosrani mendesak mamanya
kenapa wajahnya mrempul dan bengep-bengep itu, barulah Permuni mengatakan yang
sebenarnya.
Bathoro Guru :
Apa yang dikatakan Permuni kepada Dewosrani...kakang.
Bethoro Narodo :
Naah... Ini yang membuat kita semua syok, Adi Guru. Dandang
diunekne kuntul, kuntul dionekne dandang. Apalagi Permuni adalah seorang
aktivis, yang suka meneriakkan keadilan.
Bethoro Guru :
Apa Durgo berdusta...Kakang, berbicara tidak sesuai
dengan sebenarnya dan memutar balik fakta yang ada.
Bathoro Narodo :
Kalo dilihat dari bunyi pepatah diatas memang demikian....Adi
Guru. Setelah dicerca pertanyaan oleh anaknya si Dewosrani, barulah mengaku
kalo Durgo sebenarnya habis melakukan operasi plastik.
Bethoro Guru :
Bergenjong-bergenjong pak-pak-pong waru doyong.
Bethoro Narodo :
Interupsi... Adi Guru..!!!
Bethoro Guru :
Ada apa......Kakang.
Bethoro Narodo :
Lhooh....Bergenjong-bergenjong pak-pak-pong waru doyong
itu milik saya lho....Adi Guru. Sayalah orang satu-satunya pemilik ATPM.
Bethoro Guru :
Apa itu ATPM...Kakang.
Bethoro Narodo :
ATPM itu Agen Tunggal Pemegang Merk.
Bethoro Guru :
Hahahahahah.......Kakang Narodo lucu.
Bathoro Narodo :
Husssstttt.... Dewo kok cengengesan...
Sakniki kembali ke laptop. Tidak tahu bagaimana kabar
tersebut, ujug-ujug menjadi viral di medsos, bahkan menjadi tanda pagar atau
tagar #savedurgo di Instagram milik Bethoro Kolo. Naah... Ini yang membuat kita
para Dewa malu,..... Adi Guru. Malu karena beberapa hari setelah viralnya itu,
Durgo mengadakan konferensi pers, yang intinya bahwa pengakuan Durgo itu tidak
sesuai kenyataan dari apa yang terjadi sesungguhnya. Durgo telah melanggar UU ITE pasal Penyebaran
Berita Palsu alias hoaks...Adi Guru.
Bethoro Guru :
Kakang Narodo....!!!
Bethoro Narodo :
Saya....Adi Guru..!!
Bethoro guru :
Sebenarnya bukan Durgo yang melanggar UU ITE...Kakang,
tapi orang yang memposting gambar Durgo yang bengep dan lebam itu yang
melanggarnya.
Bathoro Narodo :
Adi Guru....Pepatah mengatakan, tidak ada asap kalau
tidak ada api. Sementara api itu yang menyalakan Durgo lhoo...Adi Guru.
Bethoro Guru :
Benar Kakang....Tapi Durgo itu seorang aktivis, tidakkah
kita selayaknya melindunginya... Kakang.
Bethoro Narodo :
Adi Guru....Jika para Dewa menerapkan hukum tebang pilih,
apa kata rakyat di ngarcopodo sana, mentang-mentang Permuni istri Adi Guru
terus mendapat fasilitas amnesti, grasi dan abolisi dari Adi Guru begitu....? Tidak bisa Adi
Guru....Hukum tetap berjalan, jangan sampai rakyat ngarcopodo unjuk rasa kalau
Dewa menerapkan hukum seperti pisau yang tajam kebawah, tumpul keatas. Bisa
terjadi goro-goro jilid II jika begitu caranya...Adi Guru.
Bethoro Guru :
Terus bagaimana menyikapi masalahnya Durgo ini....Kakang.
Bethoro Narodo :
Ini tugas Adi Guru.....memberi nasehat kepada Durgo.
*Kemudian Bethoro Guru mengutus Bethoro Temboro untuk
memanggil Bethari Durgo datang ke Kahyangan Suroloyo*.
Bethoro Guru :
Permuni....Ngendikane Kakang Kaneko Putro menowo jeneng
kito Permuni lagi nandang kasus kesrimpet ukum, kapriye larah-larahe jeneng
kito Permuni kesrimpet ukum kuwi mau..
Bethari Durgo :
Baaat....tobat..tobat..tobat..tobat..tobat. Pakulun,
sejatosipun kulo bengep meniko amargi operasi plastik, supados Pakulun ningali
kulo meniko tetap awet ayu, mboten ketingal guratan wonten sisih mripat kulo
meniko Pakulun, saklintunipun meniko, kersanipun Pekulun tambah I lop yu nya
dateng Durgo.
Mendengar ujaran Bethari Durgo itu, Bathoro Narodo
ngakak.
Bethoro Narodo :
Hahahahaha...Durgo...Durgo. Kowe kuwi urusanmu muk fisik
thok, ndelok o jroning atimu kuwi...introspeksi, kuwi sing dadi urusanmu.
Jeneng kito Permuni kuwi wis umur 70 tahun, kudune wis nganggo tembang pangkur.
Kang karepe kudu mungkur soko gumebyare kadonyan, undur diri kanggo ngadepi
tembang pucong. Mosok wis umur 70 tahun tembange kok sik asmorodono
wae...Permuni....Permuni.
Bethoro Guru :
Sampun...sampun...Kakang. Sampun dipun dawak-aken///Permuni....
Saiki wis cetho welo-welo menowo jeneng kito Permuni kudu nompo pidono, pidono
UU ITE, mbuh mengko keputusan lampahe pangadilan kapriye, Permuni kudu lego
lilo nompo pidono kuwi.
TANCEP KAYON
Tidak ada komentar:
Posting Komentar