Itung-Itungan Pahala.
Bolehkah manusia menghitung
pahala berkat amal yang dikerjakan..?. Jawabnya : ya ndak boleh. Sebabnya
gampang saja. Karena Alloh juga tidak pernah menghitung apapun nikmat yang
diberikan kepada mahkluknya. Malahan sebaliknya Alloh SWT bertanya kepada
manusia, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. Hal ini karena
seakan Alloh mengingatkan manusia jikalau samudra yang ada ini jadi tinta dan
seluruh dedaunan yang ada dipermukaan planet bumi ini jadi kertas, maka tak
akan cukup untuk menulis nikmatnya Gusti Alloh itu.
Jadi biarlah pahala itu mengalir
dengan sendirinya tanpa harus manusia menghitung kuantitasnya. Karena pastinya
hitungan manusia tidak akan sama bahkan meleset dengan hitungan pahala yang
diberikan oleh Alloh SWT.
Manusia hanya diwajibkan
beribadah tanpa harus menghitung pahalanya. Dan tidak Aku ciptakan Jin dan
Manusia kecuali untuk beribadah. Demikian yang termaktub dalam Kitab Suci Al
Qur’an Surat Ad Dzariat 56.
Sebenarnya apa itu pahala. Pahala
secara awam bisa diartikan balasan (kebaikan) dari Alloh SWT yang akan diterima
seorang hamba kelak di yaumil qiyamah atau pahala merupakan akibat atau konsekuensi
dari sebuah amal perbuatan kebajikan manusia yang diberikan oleh Alloh SWT.
Bagaimana manusia yang rajin
beribadah ritual (vertikal) dengan yang rajin beribadah sosial (horizontal)?. Banyak
manakah pahala yang diterima..? Manusia oleh Alloh SWT diberikan kebebasan,
karena Alloh SWT Maha Rohman dan Maha Rohim. Jika ditanyakan mengenai banyaknya
pahala, tentu jawabnya adalah idem dengan yang diatas. Tetapi jika ditanyakan
lebih baik manakah ibadah ritual atau ibadah sosial. Tentu keduanya baik semua,
tetapi janganlah hanya satu ibadah saja (ritual thok atau sosial thok),
sementara mengesampingkan ibadah lainnya. Karena ibadah ritual dan ibadah
sosial ibarat sekeping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Ibarat pelajaran
matematika bahwa untuk dapat menentukan letak titik koordinat, maka kedua
garis sumbu x dan sumbu y itu harus dipertemukan dengan pusat bertemu pada
titik nol.
Baik ibadah ritual maupun ibadah
sosial semua mendapatkan pahala, tinggal khusu’ atau tidak khusu’, tinggal ikhlas
atau tidak ikhlas. Pahala adalah sesuatu yang ghoib, tetapi yang ghoib itulah
kelak menjadikan peranan penting dalam hidup manusia di zaman keabadian. Biarlah
pahala mengalir sak karepe dewe sak jroning buku catatan amal manusia, dan yang
penting manusia tak usah menghitung-hitungnya karena hitungan kalkulator yang
pasti dan benar adalah kelak di yaumil hisab dan yaumil mizan.
Monggo wedhange diunjuk....
Sruput...sruput...sruput...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar