moto

BLOG'S "SAK ENENGE" IKI, ORA KANGGO NDADEKNE SENGSORO LIYAN....
OPO MANEH GAWE NGRUSAK LIYAN.....
NEK ONO GUNANE AYO DI JUPUK...
MENOWO ORA ONO GUNANE...
YO WIS...
OJO DILEBOKNE ATI....

UNGELAN PAMBUKO

SUGENG RAWUH SEDEREK SEDOYO....
MUGIO PINARINGAN RAHAYU
WILUJENG NIRSAMBIKOLO

Senin, 21 Oktober 2019

Muhasabah- Itung-Itungan Pahala


Itung-Itungan Pahala.

Bolehkah manusia menghitung pahala berkat amal yang dikerjakan..?. Jawabnya : ya ndak boleh. Sebabnya gampang saja. Karena Alloh juga tidak pernah menghitung apapun nikmat yang diberikan kepada mahkluknya. Malahan sebaliknya Alloh SWT bertanya kepada manusia, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. Hal ini karena seakan Alloh mengingatkan manusia jikalau samudra yang ada ini jadi tinta dan seluruh dedaunan yang ada dipermukaan planet bumi ini jadi kertas, maka tak akan cukup untuk menulis nikmatnya Gusti Alloh itu.


Jadi biarlah pahala itu mengalir dengan sendirinya tanpa harus manusia menghitung kuantitasnya. Karena pastinya hitungan manusia tidak akan sama bahkan meleset dengan hitungan pahala yang diberikan oleh Alloh SWT.

Manusia hanya diwajibkan beribadah tanpa harus menghitung pahalanya. Dan tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah. Demikian yang termaktub dalam Kitab Suci Al Qur’an Surat Ad Dzariat 56.

Sebenarnya apa itu pahala. Pahala secara awam bisa diartikan balasan (kebaikan) dari Alloh SWT yang akan diterima seorang hamba kelak di yaumil qiyamah atau pahala merupakan akibat atau konsekuensi dari sebuah amal perbuatan kebajikan manusia yang diberikan oleh Alloh SWT.

Bagaimana manusia yang rajin beribadah ritual (vertikal) dengan yang rajin beribadah sosial (horizontal)?. Banyak manakah pahala yang diterima..? Manusia oleh Alloh SWT diberikan kebebasan, karena Alloh SWT Maha Rohman dan Maha Rohim. Jika ditanyakan mengenai banyaknya pahala, tentu jawabnya adalah idem dengan yang diatas. Tetapi jika ditanyakan lebih baik manakah ibadah ritual atau ibadah sosial. Tentu keduanya baik semua, tetapi janganlah hanya satu ibadah saja (ritual thok atau sosial thok), sementara mengesampingkan ibadah lainnya. Karena ibadah ritual dan ibadah sosial ibarat sekeping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Ibarat pelajaran matematika bahwa untuk dapat menentukan letak titik koordinat, maka kedua garis sumbu x dan sumbu y itu harus dipertemukan dengan pusat bertemu pada titik nol.

Baik ibadah ritual maupun ibadah sosial semua mendapatkan pahala, tinggal khusu’ atau tidak khusu’, tinggal ikhlas atau tidak ikhlas. Pahala adalah sesuatu yang ghoib, tetapi yang ghoib itulah kelak menjadikan peranan penting dalam hidup manusia di zaman keabadian. Biarlah pahala mengalir sak karepe dewe sak jroning buku catatan amal manusia, dan yang penting manusia tak usah menghitung-hitungnya karena hitungan kalkulator yang pasti dan benar adalah kelak di yaumil hisab dan yaumil mizan.

Monggo wedhange diunjuk.... Sruput...sruput...sruput...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar