moto

BLOG'S "SAK ENENGE" IKI, ORA KANGGO NDADEKNE SENGSORO LIYAN....
OPO MANEH GAWE NGRUSAK LIYAN.....
NEK ONO GUNANE AYO DI JUPUK...
MENOWO ORA ONO GUNANE...
YO WIS...
OJO DILEBOKNE ATI....

UNGELAN PAMBUKO

SUGENG RAWUH SEDEREK SEDOYO....
MUGIO PINARINGAN RAHAYU
WILUJENG NIRSAMBIKOLO

Sabtu, 06 November 2010

Sak Senenge Dewe


Wayang Kulit 
Lakon : Duryudono Ngambek.
Gagrag : Bukan Surakarta, Bukan Yogyakarta, Bukan Banyumas, Bukan Jawa Timur - Tapi Sak Senenge Dewe
Dalang : Ki Arep Gelemrono.

Saat ini, negara Astinopuro lagi gonjang-ganjing, karena disebabkan oleh salah satu ekspornya yaitu mie instan dilarang masuk oleh negara Tairin, karena menurut negara Tairin tersebut, mie instan dari Astino tidak memenuhi standar kesehatan, lantaran mengandung banyak bahan pengawet. Hal inilah yang menyebabkan Prabu Duryudono ngambek, karena bisa dipastikan nilai ekspor akan turun dan tidak bisa memenuhi target  untuk tahun ini, karena mie instan salah satu ekspor andalan negara Astino dalam kelompok non migas.

Untuk menyikapi masalah ini, maka dipanggillah dua dedengkot Astino, yang tidak lain adalah sang spiritual pendito Durno, dan pendamping setia prabu Duryudono yang tidak lain adalah patih Sengkuni.

Dengan wajah mbesengut, prabu Duryudono bertanya kepada Sengkuni, “Paman…paman Sengkuni….! Saya membaca kabar dari internet dan koran, kenapa mie instan Astino ditolak negara Tairin… paman….! Apa yang menyebabkan hal itu…!

Klo ini benar-benar terjadi….waahhh… katiwasan paman….! Nilai ekspor Astino bisa turun, yang berimbas pada penurunan devisa negara Astino dan dapat dipastikan APBN tahun depan berkurang paman….!”, tambah Duryudono.

Nyuwun pangapunten sinuwun, saya sendiri juga tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi, kenapa baru sekarang ini negara Tairin melarang mie instan masuk, padahal hari-hari kemarin tidak ada masalah apapun, diterima di bea cukai negara tersebut semua lancar dan aman terkendali sinuwun…!”, jawab Sengkuni.

“Atau mungkin hal tersebut karena ada sesuatu dengan negara Astino sinuwun” tambah Sengkuni.

“Paman Sengkuni jangan ngawur, juga jangan gladrah kemana-mana…. hubungan Astino dan Tairin tidak ada masalah, apakah dengan kejadian itu, kakang Sengkuni  menduga bahwa kerjasama bilateral Astino dan Tairin gak harmonis….begitu…!  bentak Duryudono.

Oalaaah…loleeee…loleee…kathok kolor monyor-monyor….! adi Cuni…! Janganlah kamu berkata seperti itu… ini bisa dikatakan, bahwa dengan dilarangnya masuk mie instan itu, kamu mencoba mencari kambing hitam… dengan menduga bahwa hubungan bilateral Astino tidak sehat… jangan begitu adi Cuni… itu sama saja dengan memancing di air keruh… adiku…”,  kata Durno.

Aku ndak bermaksud begitu wakne nggondel…! cuma maksud saya, apa kira-kira ada persaingan bisnis yang tidak sehat antar kedua negara ini…cuma itu saja kok…”, jawab Sengkuni, sambil minum teh di depannya.

Paman…paman Sengkuni…sudah saya katakan bahwa antara Astino dan Tairin tidak ada masalah apa-apa…” kata Duryudono menegaskan.

“Adikku adi Cuni… apakah adi Cuni sudah mengecek sendiri kualitas dari mie instan tersebut di pabrik…? Atau paling tidak sudah menanyakan langsung ke pihak yang berkompeten untuk mengawasi makanan dan obat di Astino…? Selidik Durno, sambil sesekali lihat fesbuk di laptop-nya.

“ Belum kang Dur…, soalnya saya masih sibuk juga, salah satunya menghadiri rapat WTO, di negara tetanga… nanti setelah selesai semuanya, coba saya cek kesana.. minta klarifikasi di masing-masing instansi tersebut…. “ jawab Sengkuni, sambil makan singkong goreng didepannya.

Lhaaa… rak opo to…! Ternyata dugaanku benar, memang dari dulu kamu itu lamban dalam menghadapi urusan seperti ini, klo sudah rame dibicarakan…baru kamu bertindak…” jawab Durno, sambil nyumet rokok jarum 76.

“Makanya to adi Cuni… jadi orang itu yang waspodo terhadap hal-hal yang demikian… masalah ini menyangkut hajat hidup orang banyak lho adi Cuni… perekonomian Astino bisa tertanggung, dalam skala mikro tentu berimbas pada karyawan pabrik mie, dalam skala makro terganggunya pembangunan Astino…, coba bayangkan…klo produk mie instan ini ditolak negara Tairin… otomatis produksi dalam negeri melimpah…lha apa pegawai pabrik mie instan itu suruh bayar pake mie itu…, beli beras pake mie…, beli rokok pake mie…, beli gas pake mie…, bayar sekolah anaknya pake mie…., bisa jadi pulang kampung bisnya dikasih ongkos mie juga…” tambah Durno, sambil mbalas sms dari koleganya.

Oalah…ini kok wakne nggondel malah marahin saya…apa gak salah to..?”,  tanya Sengkuni.

Oalah…loleee...lole…kathok kolor monyor-monyor…,  adi Cuni…! Ini bukan masalah marah atau tidak marah… ini masalah negara Astino, masalahnya semua yang memangku jabatan… ikut bertanggungjawab atas kejadian ini… apa salah klo saya ikut cawe-cawe supaya negara Astino ini makmur…” jawab Durno, sambil minum kopi.

“Benar apa yang dikatakan Pendito Durno paman ….,  dengan kejadian ini, semua terkejut, hal ini dapat berdampak pada kehidupan ekonomi rakyat Astino…, yang juga berdampak pula terhadap rencana-rencana pembangunan Astino jangka panjang…”, kata Duryudono.

“Sekarang tugas paman Sengkuni adalah meneliti dan menguji, apa benar mie instan Astino terlalu banyak bahan pengawetnya…, klo benar banyak pengawetnya.., ditegur…, klo memang sesuai standar, kita bisa mengklarifikasinya ke negara Tairin…, pinta Duryudono.

“Sekarang sidang EKUIN ditutup, saya berharap paman Sengkuni dan Kakang Durno menjalankan tugasnya masing-masing, dan saya berharap mendapat kabar baik dari hasil kerja anda berdua mengatasi masalah ini…”,  tambah Duryudono.

Setelah selesai rapat, maka kedua pejabat Astino itu meninggalkan pasewakan agung, didepan pintu gapura, bertemu dengan Durmogati yang lagi duduk kesakitan memegang perutnya.

Ono opo Durkok thenguk-thenguk pringisan…! tanya Sengkuni.

Anu…anu…”,  jawab Durmogati. “Ona..anu..ona..anu…ngomong yang jelas..”, bentak Durno.

“Perutku sakit pak lek… makan mie neng warunge yu Cangik….”, kata Durmogati.

“Makanya Dur… klo makan mie pake cabe mbok ya sewajarnya…., klo kamu tidak…! mie semangkok saus sebotol, cabe-nya sekilo… ya pantas perutmu mules” jawab Sengkuni.



((((((((( TANCEP KAYON ))))))))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar